Referendum Rusia di Ukraina sampai Alasan Kurdi Ditolak Sana-sini

Referendum Rusia di Ukraina sampai Alasan Kurdi Ditolak Sana-sini

Referendum di sejumlah wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia sampai alasan bangsa Kurdi tidak punya negara dan ditolak sana-sini meramaikan berita internasional selama akhir pekan.
Berikut kilas berita internasional pada Sabtu (24/9) dan Minggu (25/9).

Referendum Digelar, Rusia Lancarkan Serangan Baru ke Ukraina

Pasukan Rusia dikabarkan melancarkan serangan baru di kota-kota Ukraina, Sabtu (24/9), saat pemungutan suara referendum berlanjut.

Pemilihan suara dengan mekanisme referendum sedang berlanjut di empat wilayah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia dalam upaya untuk mencaplok sekitar 15 persen wilayah Ukraina.

Dilansir dari Times of Israel, Gubernur Zaporizhzhia Oleksandr Starukh mengatakan Rusia menargetkan fasilitas infrastruktur di kota Sungai Dnieper.

Salah satu rudal menghantam sebuah gedung apartemen, menewaskan satu orang dan melukai tujuh orang lainnya. Pasukan Rusia juga menyerang daerah lain di Ukraina dan merusak bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil.

Referendum Rusia di Ukraina sampai Alasan Kurdi Ditolak Sana-sini

Topan Noru Hantam Filipina, Kecepatan Angin Maksimal 195 Km per Jam

Topan super Noru akhirnya menghantam daratan Filipina, Minggu (25/9) petang. Angin kuat dilaporkan terjadi di provinsi Quezon, sekitar pukul 17.30 waktu setempat.

Mengutip dari AFP, di pulau utama Filipina, Luzon, yang padat penduduknya itu angin kencang dan hujan lebat telah memaksa ribuan orang melakukan evakuasi meninggalkan rumah mereka.

“Angin kencang pagi ini,” kata Ernesto Portillo, 30, yang bekerja sebagai juru masak di kota pesisir Infanta di Quezon.

“Kami agak khawatir… Kami mengamankan barang-barang kami dan membeli beberapa bahan makanan, jadi kami punya makanan untuk berjaga-jaga,” imbuhnya.

Aparat Rusia Menahan Lebih dari 700 Aktivis Tolak Komcad Putin

Kelompok pemantau, OVD-Info, melaporkan setidaknya sudah lebih dari 700 warga memprotes mobilisasi parsial atau Komponen Cadangan (Komcad) ala Presiden Rusia Vladimir Putin yang telah ditangkap aparat di seantero negeri tersebut.

Per Sabtu (24/9), kelompok independen itu mencatat setidaknya 726 orang yang ditahan di 32 kota Rusia. Hampir setengahnya ditangkap di ibu kota Rusia, Moskow, saat melakukan aksi menolak Komcad ala Putin.

RI Respons Pidato PM Israel soal Palestina: Butuh Perundingan Kredibel

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia merespons pidato Perdana Menteri Israel Yair Lapid yang menyatakan dukungannya atas solusi dua negara beberapa waktu lalu.

“Apa yang disampaikan tersebut harapan dari pihak Israel, sementara dari pihak Indonesia, posisi tetap sama,” ujar juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah.

Ia kemudian menyampaikan pada intinya, tercapainya solusi dua negara ditandai dengan diselenggarakannya perundingan yang berarti dan kredibel.

Tak Punya Negara, Kenapa Bangsa Kurdi Ditolak Sana-Sini?

Kurdi merupakan suku bangsa yang hidup di Pegunungan Taurus di Anatolia, Pegunungan Zagros di Iran, beberapa wilayah Irak, Suriah, dan Armenia.

Sebagaimana diberitakan Britannica, kebanyakan warga Kurdi hidup di teritorial Iran, Irak, dan Turki.

Sebagian besar warga Kurdi menganut ajaran Islam sunni. Banyak dari mereka yang mempraktikkan tasawuf dan ajaran mistis lain.

Kurdi sempat menjadi pemimpin di sejumlah dinasti, yakni Hasanwayhid, Annazid, dan Ayyubid. Meski begitu, Kurdi tak pernah mendapatkan status sebagai negara di era modern.

Tinggalkan Balasan