Pasukan Rusia ‘Rontok’ di Ukraina, Putin di Ujung Tanduk?

Pasukan Rusia 'Rontok' di Ukraina, Putin di Ujung Tanduk?

Rusia diklaim terus mendapat pukulan telak dalam perang di Ukraina. Hal itu berdasarkan perkiraan baru Pentagon terkait jumlah korban dari Pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin yang terus meningkat.

Saat pertempuran bereskalasi, jumlah korban luka dan tewas kemungkinan akan terus meningkat. Kabar ini muncul saat pasukan Rusia berjuang untuk mempertahankan diri dari serangan balik Ukraina di selatan negara itu.

Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan Colin Kahl berbicara tentang pertempuran intens di selatan dan timur Ukraina. Dia mengatakan moral dan kemauan untuk berjuang dari Ukraina tidak perlu dipertanyakan lagi.

“Saya akan mengatakan ini, pertama bahwa moral dan keinginan Ukraina untuk bertarung jauh lebih tinggi daripada moral rata-rata dan keinginan untuk bertarung di pihak Rusia. Saya pikir itu memberi Ukraina keuntungan yang signifikan,” katanya, melansir Express, Rabu (10/8/2022).

“Saya pikir Rusia mungkin telah memakan korban 70.000-80.000 orang dalam waktu kurang dari 6 bulan. Itu adalah jumlah gabungan dari yang tewas dan terluka,” imbuhnya.

Adapun, angka itu berarti hampir 10% dari 850.000 personel militer aktif Rusia pada awal perang telah terbunuh atau terluka di Ukraina.

Analis dan mantan Perwira Angkatan Darat Inggris Nicholas Drummond mengatakan bahwa ketika kausalitas meningkat, itu bisa menjadi hal yang terlalu berat untuk ditanggung rakyat Rusia.

Pasukan Rusia 'Rontok' di Ukraina, Putin di Ujung Tanduk?

“Angka ini mengejutkan. Orang-orang mengatakan Putin tidak peduli dan akan mengerahkan pasukan sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tujuannya,” tuturnya.

“Sebagai perbandingan, Inggris kehilangan 450 orang tewas di Afghanistan selama 10 tahun. Itu terlalu banyak bagi kami. 80 ribu akan terlalu banyak untuk Rusia.”

Jajak pendapat telah menunjukkan bahwa popularitas Putin dan perangnya di Ukraina tetap tinggi di Rusia, namun, dengan meningkatnya kausalitas, mungkin menjadi sulit bagi Kremlin untuk menjual perang sebagai sebuah kesuksesan.

Berita itu muncul ketika Rusia dilaporkan telah memindahkan hampir sepertiga pasukannya dari timur negara itu ke selatan dekat Kherson untuk bertahan melawan serangan balik Ukraina di sana.

Rusia diperkirakan akan memindahkan sejumlah besar kelompok taktis batalion (BTG) dari Donbas untuk bertempur di dekat Kherson, menurut Kementerian Pertahanan Inggris (MoD).

Setiap BTG Rusia biasanya menampung lebih dari 800 orang, namun banyak dari unit ini kemungkinan tidak bertempur dengan kekuatan penuh.

Tinggalkan Balasan